Zaman Mesolitikum
Mesolitikum (Bahasa Yunani: mesos
"tengah", lithos batu) atau "Zaman Batu Pertengahan"
adalah suatu periode dalam perkembangan teknologi manusia, antara Paleolitik atau
Zaman Batu Tua dan Neolitik atau Zaman Batu Muda.
Istilah
ini diperkenalkan oleh John Lubbock
dalam makalahnya "Jaman Prasejarah" (bahasa Inggris: Pre-historic
Times) yang diterbitkan pada tahun 1865. Namun istilah ini tidak terlalu
sering digunakan sampai V. Gordon Childe mempopulerkannya dalam bukunya The
Dawn of Europe (1947)
Zaman batu tengah diperkirakan berlangsung 20.000 tahun
yang lalu, yaitu selama kala holosen. Menurut
penelitian para ahli sejarah, manusia yang hidup pada zaman mesolitikum
adalah Ras Melanosoide. Ras Melanesia atau disebut juga dengan Papua
Melanosoide merupakan rumpun bangsa Melanosoide/Ras Negroid. Bangsa ini
merupakan gelombang pertama yang berimigrasi ke Indonesia dan berasal dari
daratan Asia tepatnya di Yunani Utara bergerak menuju ke Selatan memasuki
daerah Hindia Belakang (Vietnam)/Indochina dan terus ke Kepulauan Indonesia.
Bangsa Melanisia/Papua Melanosoide yang merupakan Ras Negroid memiliki
ciri-ciri antara lain kulit kehitam-hitaman, badan kekar, rambut keriting,
mulut lebar dan hidung mancung. Bangsa ini sampai sekarang masih terdapat
sisa-sisa keturunannya seperti Suku Sakai/Siak di Riau, dan suku-suku bangsa
Papua Melanosoide yang mendiami Pulau Irian dan pulau-pulau Melanesia.
Kebudayaan
mesolitikum ini banyak ditemukan bekas-bekasnya di Sumatra, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi dan di Flores. Hasil peninggalan manusia pada masa itu adalah
menyerupai alat-alat kesenian yang ditemukan di gua-gua dan coretan pada
dinding gua seperti di gua leang-leang, Sulawesi Selatan, yang ditemukan oleh
Ny.Heeren Palm pada 1950. Van Stein Callenfels menemukan alat-alat tajam berupa
mata panah, flakes, serta batu penggiling di Gua Lawa dekat Sampung Ponorogo
dan Madiun. Pada masa ini ditemukan juga kjokkenmoddinger yaitu dapur kulit
kerang dan siput setinggi 7 meter di sepanjang pantai timur Sumatra. Peralatan
yang ditemukan di tempat itu adalah kapak genggam Sumatra, Pabble culture dan
alat berburu dari tulang hewan.
Dari
peninggalan-peninggalan tersebut dapat diketahui bahwa jaman itu manusia masih
hidup dari berburu dan menangkap ikan (Food-Gathering). Akan tetapi sebagian
sudah mempunyai tempat tinggal tetap, sehingga bisa dimungkinkan sudah bercocok
tanam walau masih sangat sederhana dan secara kecil-kecilan. Bekas-bekas tempat
tinggal mereka ditemukan di pinggir pantai (Kjokkenmoddinger) dan di dalam
gua-gua (Abris Sous Roche). Disitulah pula banyak didapatkan bekas-bekas
kebudayaannya. Dalam zaman ini,
alat-alat yang dihasilkan sudah lebih baik karena alat dari batu sudah mulai
diupam dan dihaluskan pada bagian tertentu yang diperlukan.
Beberapa peninggalan pada zaman mesolitikum ini diantaranya adalah :
Abris sous roche adalah gua atau ceruk di dalam batu karang untuk berlindung |
Sampah
dapur (Kjokenmoddinger)
|
Semoga pembahasan ini bermanfaat buat kalian...
Komentar