Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan model pembelajaran Jigsaw adalah sebagai berikut :
1. Mempermudah
pekerjaan guru dalam mengajar, karena sudah ada kelompok ahli yang bertugas
menjelaskan materi kepada rekan-rekannya.
2. Mengembangkan
kemampuan siswa mengungkapkan ide atau gagasan dalam memecahkan masalah tanpa
takut membuat salah.
3. Dapat
meningkatkan kemampuan sosial: mengembangkan rasa harga diri dan hubungan
interpersonal yang positif.
4.
Siswa
lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat karena siswa diberikan kesempatan
untuk berdiskusi dan menjelaskan materi pada masing-masing kelompok.
5. Siswa
lebih memahami materi yang diberikan karena dipelajari lebih dalam dan
sederhana dengan anggota kelompoknya.
6. Siswa
lebih menguasai materi karena mampu mengajarkan materi tersebut kepada teman
kelompok belajarnya.
7.
Siswa
diajarkan bagaimana bekerja sama dalam kelompok
8.
Materi
yang diberikan kepada siswa dapat merata.
9.
Dalam proses belajar mengajar siswa
saling ketergantungan positif
Menurut Ibrahim dkk (2000) menyatakan bahwa belajar kooperatif dapat
mengembangkan tingkah laku kooperatif dan hubungan yang lebih baik antar siswa,
dan dapat mengembangkan kemampuan akademis siswa. Siswa lebih banyak belajar
dari teman mereka dalam belajar kooperatif dari pada guru. Ratumanan
(2002) menyatakan bahwa interaksi yang terjadi dalam bentuk kooperatif dapat
memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual siswa.
Adapun kekurangan
yang bisa ditemukan didalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebagai
berikut:
1. Siswa yang tidak memiliki rasa percaya
diri dalam berdiskusi maka akan sulit dalam menyampaikan materi pada teman.
2.
Siswa yang aktif akan lebih mendominasi
diskusi, dan cenderung mengontrol jalannya diskusi.
3. Siswa yang memiliki kemampuan membaca
dan berpikir rendah akan mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi apabila
ditunjuk sebagai tenaga ahli.
4.
Siswa yang cerdas cenderung merasa
bosan.
5.
Siswa yang tidak terbiasa berkompetisi
akan kesulitan untuk mengikuti proses pembelajaran.
6. Penugasan anggota kelompok untuk
menjadi tim ahli sering tidak sesuai antara kemampuan dengan kompetensi yang
harus dipelajari.
7. Keadaan kondisi kelas yang ramai,
sehingga membuat siswa kurang bisa berkonsentrasi dalam menyampaikan
pembelajaran yang dikuasainya.
8.
Jika jumlah anggota kelompok kurang
akan menimbulkan masalah, misal jika ada anggota yang hanya membonceng dalam
menyelesaikan tugas-tugas dan pasif dalam diskusi.
9.
Jika
tidak didukung dengan kondisi kelas yang mumpuni (luas) metode sulit dijalankan
mengingat siswa harus beberapa kali berpindah dan berganti kelompok.
10. Membutuhkan
waktu yang lebih lama apalagi bila penataan ruang belum terkondiki dengan baik,
sehingga perlu waktu merubah posisi yang dapat juga menimbulkan gaduh serta
butuh waktu dan persiapan yang matang sebelum model pembelajaran ini bisa
berjalan dengan baik.
Beberapa
hal yang bisa menjadi kendala aplikasi model ini dilapangan yang harus kita
cari jalan keluarnya, menurut Roy Killen (1996), adalah:
1. Prinsip
utama pola pembelajaran ini adalah ‘peer teaching” pembelajaran oleh teman
sendiri, akan menjadi kendala karena perbedaan persepsi dalam memahami suatu
konsep yang akan didiskusikan bersama dengan siswa lain.
2. Dirasa
sulit meyakinkan siswa untuk mampu berdiskusi menyampaikan materi pada teman,
jika siswa tidak memiliki rasa kepercayaan diri.
3. Rekod
siswa tentang nilai, kepribadian, perhatian siswa harus sudah dimiliki oleh
pendidik dan ini biasanya dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengenali
tipe-tipe siswa dalam kelompok tersebut.
4.
Awal
penggunaan metode ini biasanya sulit dikendalikan, biasanya membutuhkan waktu
yang cukup dan persiapan yang matang sebelum model pembelajaran ini bisa
berjalan dengan baik.
5.
Aplikasi
metode ini pada kelas yang besar ( lebih dari 40 siswa) sangatlah sulit,
tapi bisa diatasi dengan model team teaching
Tidak selamanya proses belajar dengan model
jigsaw berjalan dengan lancar. Ada beberapa hambatan yang dapat muncul, yang
paling sering terjadi adalah kurang terbiasanya peserta didik dan pengajar
dengan model ini. Peserta didik dan pengajar masih terbawa kebiasaan metode
konvensional, dimana pemberian materi terjadi secara satu arah. Faktor
penghambat lain adalah kurangnya waktu, proses model ini membutuhkan waktu yang
lebih banyak, sementara waktu pelaksanaan metode ini harus disesuaikan dengan
beban kurikulum.
Untuk mengatasi masalah atau kelemahan yang muncul dalam
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw serta agar
pelaksanaan pembelajaran kooperatif dapat berjalan dengan baik, dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Guru senantiasa mempelajari
teknik-teknik penerapan model pembelajaran kooperatif di kelas dan
menyesuaikan dengan materi yang akan diajarkan.
2.
Pembagian jumlah siswa yang merata,
dalam artian tiap kelas merupakan kelas heterogen.
3.
Pengelompokan dilakukan terlebih
dahulu, mengurutkan kemampuan belajar siswa dalam kelas.
4. Sebelum tim ahli, misalnya ahli materi
pertama kembali ke kelompok asal yang akan bertugas
sebagai tutor sebaya, perlu dilakukan tes penguasaan materi yang menjadi tugas
mereka
5.
Materi
sebaiknya secara alami dapat dibagi menjadi beberapa bagian materi
pembelajaran.
6. Perlu diperhatikan bahwa jika menggunakan
Jigsaw untuk belajar materi baru maka perlu dipersiapkan suatu tuntunan dan isi
materi yang runtut serta cukup sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
7.
Meningkatkan sarana pendukung pembelajaran
terutama buku sumber.
8.
Mensosialisasikan kepada siswa akan
pentingnya sistem teknologi dan informasi yang dapat mendukung proses
pembelajaran
9.
Diadakan sosialisasi dari pihak terkait
tentang teknik pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
10. Untuk
mengantisipasi masalah siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi ini guru,
maka harus benar-benar memperhatikan jalannya diskusi. Guru harus menekankan
agar para anggota kelompok menyimak terlebih dahulu penjelasan dari tenaga
ahli. Kemudian baru mengajukan pertanyaan apabila tidak mengerti.
11. Untuk
mengantisipasi siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berfpikir rendah, maka
guru harus memilih tenaga ahli secara tepat, kemudian memonitor kinerja mereka
dalam menjelaskan materi, agar materi dapat tersampaikan secara akurat.
12. Untuk
mengantisipasi siswa cerdas yang cenderung merasa bosan maka guru harus pandai
menciptakan suasana kelas yang menggairahkan agar siswa yang cerdas tertantang
untuk mengikuti jalannya diskusi
LEBIH LENGKAPNYA BISA DOWNLOAD DISINI
LEBIH LENGKAPNYA BISA DOWNLOAD DISINI
Komentar
boleh minta file aslinya ka ?
kalo bisa tolong email ke firyalluthfiyah98@gmail.com
terimakasih sebelumnya