Makalah Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Dari
sisi etimologi Jigsaw berasal dari bahasa ingris yaitu gergaji ukir dan ada
juga yang menyebutnya dengan istilah Fuzzle, yaitu
bahan permainan sekeping gambar daripada kad tebal yang dipotong
berkeping-keping dan berlengkung-lengkung. Kepingan yang berlengkung-lengkung
itu dicampuradukkan. Pemain menyusun kepingan itu untuk menjadi gambar. Usaha
untuk menyusun kepingan itu rumit tetapi mengasyikkan.
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini juga mengambil pola
cara bekerja sebuah gergaji (jigsaw), yaitu siswa melakukan sesuatu kegiatan
belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan
bersama.
Dalam Jurnal
Internasional Julia I Smith; Lena Chang The American Biology Teacher; Jan 2005;
67, 1; ProQuest Biology Journals pg. 31“The jigsaw is a collaborative
learning technique that emphasizes the fact that we can learn by teaching. This
technique gently forces students to dive into the subject matter acquire new
knowledge or a skill and teach it to another student” (jigsaw adalah teknik
pembelajaran kolaboratif yang menekankan fakta bahwa kita dapat belajar dengan
mengajar. Teknik ini lembut memaksa siswa untuk menyelam ke dalam materi
pelajaran memperoleh pengetahuan baru atau keterampilan dan mengajarkannya
kepada siswa lain.)
Menurut Arends, RI, 1997 (dalam Wirta:2003) pengertian
pembelajaran jigsaw adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang
terdiri dari tim-tim belajar heterogen beranggotakan 4 sampai 6 orang siswa.
Materi akademik disaji-kan dalam bentuk teks dan setiap siswa bertanggung jawab
atas penugasan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian materi
tersebut kepada anggota tim lain. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw siswa diberi kesempatan untuk berkolaborasi dengan teman lain dalam
bentuk diskusi kelompok memecahkan suatu permasalahan. Setiap kelompok memiliki
kemampuan akademik yang heterogen sehingga akan terdapat siswa yang
berkemampuan tinggi, dua atau tiga siswa berkemampuan sedang, dan seorang siswa
berkemampuan kurang.
Pendapat yang hampir sama juga dikemukakan oleh Budiarti
(Syarifuddin, 2009:12) yang menjelaskan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model
pembelajaran kooperatif, dengan siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri
dari 4-6 orang secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang
positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang
harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang
lain.
Sedangkan menurut Yuzar dalam (Isjoni 2011) dalam pembelajaran
Jigsaw, siswa belajar kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang, heterogen dan
bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab secara
mandiri. Hal ini sesuai dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Johnson (1991 : 27) yang menyatakan bahwa “Pembelajaran
Kooperatif Jigsaw ialah kegiatan belajar secara kelompok kecil, siswa belajar
dan bekerja sama sampai kepada pengalaman belajar yang maksimal, baik
pengalaman individu maupun pengalaman kelompok”.
Kunci tipe Jigsaw ini
adalah interdependence setiap siswa terhadap anggota tim yang memberikan
informasi yang diperlukan. Artinya para siswa harus memiliki tanggung jawab dan
kerja sama yang positif dan saling ketergantungan untuk mendapatkan informasi
dan memecahkan masalah yang diberikan.
Jigsaw adalah
cara yang sangat efisien untuk mempelajari materi pelajaran. Proses jigsaw juga
mendorong siswa untuk mendengarkan, terlibat aktif, dan berempati dengan
memberikan kesempatan kepada setiap anggota kelompok sebagai bagian penting
dalam kegiatan akademik. Anggota kelompok harus bekerja sama sebagai satu tim
untuk mencapai tujuan bersama, setiap orang tergantung pada orang lain.
Tidak ada siswa dapat berhasil sepenuhnya kecuali semua orang bekerja dengan
baik bersama-sama sebagai sebuah tim. Jigsaw adalah bentuk kerjasama yang
didesain untuk memfasilitasi interaksi antar semua siswa di kelas, membimbing
mereka untuk menghargai satu sama lain sebagai kontributor untuk tugas bersama
mereka.
Jigsaw
dirancang untuk memberikan kesempatan belajar yang adil kepada semua siswa.
Demikian juga memberikan kesempatan yang sama untuk terlibat aktif dalam
pembelajaran. Hal ini dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada setiap
siswa untuk mempelajari bagian materi ajar sehingga ia akan menjadi ahli
dibidangnya. Keahlian yang dimilliki tersebut kemudian dibelajarkan kepada
rekannya di kelompok lain. Rekannya di kelompok lain juga mempelajari materi
ajar yang lain dan menjadi ahli di bidangnya. Interaksi yang terjadi adalah
pola pembelajaran saling berbagi (share). Setiap siswa akan memiliki
rasa percaya diri yang tinggi karena memiliki keahlian tersendiri yang
diperlukan siswa lain. Setiap siswa akan merasa saling memerlukan dan
tergantung dengan siswa lain.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam metode jigsaw
ini antara lain:
1. Listening (mendengarkan),
siswa aktif mendengarkan dalam materi yang dipelajari dan mampu memberi
pengajaran pada kelompok aslinya.
2. Speaking-student (berkata), akan
menjadikan siswa bertanggung jawab menerima pengetahuan dari kelompok baru dan
menyampaikannya kepada pendengar baru dari kelompok aslinya.
3. Kerjasama setiap anggota
dari tiap kelompok bertanggung jawab untuk sukses dari yang lain dalam
kelompok.
4. Refleksi pemikiran dengan
berhasil melengkapi, menyelesaikan kegiatan dalam kelompok yang asli, harus ada
pemikiran reflektif yang menerangkan tentang yang dipelajari dalam kelompok
ahli.
Prinsip-Prinsip pembelajaran model jigsaw adalah sebagai
berikut :
1.
Penghargaan kelompok, yang akan
diberikan jika kelompok mencapai kriteria yang ditentukan.
2. Tanggung jawab individual, bermakna
bahwa suksesnya kelompok tergantung pada belajar individual semua anggota
kelompok. Tanggung jawab ini terfokus dalam usaha untuk membantu yang lain dan
memastikan setiap anggota kelompok telah siap menghadapi evaluasi tanpa bantuan
yang lain.
3. Kesempatan yang sama untuk sukses,
bermakna bahwa siswa telah membantu kelompok dengan cara meningkatkan belajar
mereka sendiri.
Terdapat empat langkah
dalam merencanakan kegiatan jigsaw, yaitu:
1.
Menentukan
tujuan belajar
2.
Menyiapkan
panduan belajar
3.
Membentuk
tim siswa
4.
Mendukung
presentasi pakar
Pada pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
siswa dibagi menjadi dua anggota kelompok yaitu kelompok asal dan kelompok
ahli, yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1.
Kelompok
asal
Yaitu
kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar
belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa
ahli.
2.
Kelompok
ahli
Yaitu
kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang
ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan
tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada
anggota kelompok asal.
Hubungan antara kelompok asal dan kelompok
ahli digambarkan sebagai berikut :
Kelompok Asal
Kelompok Ahli
Gambar Ilustrasi
Pembagian Kelompok Jigsaw
Gambar di atas
adalah ilustrasi dari sebuah kelompok jigsaw. Para anggota dari kelompok asal
yang berbeda, bertemu dengan topik yang sama dalam kelompok ahli untuk
berdiskusi dan membahas materi yang ditugaskan pada masing-masing anggota
kelompok serta membantu satu sama lain untuk mempelajari topik mereka tersebut.
Setelah pembahasan selesai, para anggota kelompok kemudian kembali pada
kelompok asal dan mengajarkan pada teman sekelompoknya apa yang telah mereka
dapatkan pada saat pertemuan di kelompok ahli.
Seperti dalam
puzzle jigsaw, tiap bagian materi yang dimiliki tiap pembelajar adalah bagian
yang diperlukan untuk penyelesain dan pemahaman yang penuh untuk hasil akhir
nya. Jika tiap bagian materi yang diberikan kepada pembelajar itu adalah
penting, maka tiap pembelajar nya sendiri pun penting.Itu yang menjadikan
teknik jigsaw menjadi sangat efektif.
Dari
pengertian beberapa diatas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa model pembelajaran
kooperatif jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa
terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak
hanya mempelajari materi yang diberikan tetapi mereka juga harus siap
memberikan dan mengerjakan materi tersubut pada anggota yang lain. Dengan
demikian, siswa saling tergantung dengan yang lainnya dan harus bekerja sama
secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan.
Silahkan download makalah lengkapnya di bawah ini, makalahnya terdiri dari 27 halaman :
SEMOGA BERMANFAAT !!!
Komentar