Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2010

Aku Kembali

"jika kau mengejar dunia, maka akhirat akan menjauhimu, tapi jika kau mengejar akhirat, maka dunia dengan sendirinya akan mendekat kepadamu"          Aku menangis ditengah malam yang sunyi ini, ditemani bias angin dan rintik hujan di kota sungai tabuk.Kususuri kembali setapak demi setapak langkah kaki ku dimasa lalu. Dan baru ku sadari sekarang, hidupku yang dulu terlalu banyak dilenakan oleh dunia.           Dulu...Ku kejar dunia ku dengan begitu ambisiusnya, hingga ku lupakan akhiratku. Ku tinggalkan ilmu yang telah aku miliki dan aku tuntut selama 6 tahun demi mengejar dunia ku. Dunia yang ternyata hanya memberikan ke"indahan" sesaat, dan meninggalkan "luka" sampai sekarang.Dunia yang telah membuat aku  begitu terperuk dan sempat membuatku membenci pada Tuhanku.           Dan kini, dengan seluruh luka yang tercipta, dengan seluruh jiwa yang penuh dosa, aku ingin kembali pada Tuhan ku.Tak ingin lagi aku mengejar dunia, karna ku sadar semuanya itu

Menunggu DatangnyaPagi

Di pagi ini... Kurenungkan setiap apa yang ku pikirkan Ternyata semuanya tak sejalan dengan hatiku Namun aku harus menekan perasaan itu dalam-dalam Aku tak kuasa menahan saat air mataku jatuh tanpa henti Disaat aku tersedu sedan.. Disaat aku terpuruk diam.. Aku gelisah saat tak ada tempat berbagi Telah habis kata kutulis Telah banyak lembar demi lembar kertas menjadi pelampiasan hatiku Saat ini pun aku hanya bisa menulis apa yang aku rasakan dan yang aku pikirkan Tapi semuanya terasa hampa................ Yang ku dapati tetaplah pena dan buku harian ku yang usang Yang entah sampai kapan ia habis dan berhenti menerima setiap pengaduanku.. (bersama tetesan air mata kehampaan)

kerinduan pada yang tak pernah "terlihat"

HANYA UNTUK ORANG YANG MENCINTAI DENGAN HATI KARNA INI ADALAH LUAPAN DARI RASA HATI!!!! Perlukah di pertanyakan mengapa Buraq begitu merindukan sang Rasul Sedang ia tak pernah bertemu bahkan menatapnya Perlukah di pertanyakan dan jika aku seperti Buraq itu Tak perlu kau heran karna aku tak sendiri Wahai insan yang rasionalitis Kau tak kan mengerti mengapa aku merindukanya Karna Dia… Sebatas pangeran dalam lamunanku Namun Dia nyata dan bukan semu Untuk ku…. Alunan suaranya semerdu suara Nabi Daud Menghentikan detak jantung ku sesaat Melemahkan urat nadiku Hingga aku terpana Aku ingin tersadar kemudian berlari mendekapnya Tapi.. terlalu tinggi gunung ku daki Terlalu jauh bintang ku gapai Bahkan terlalu terjal jurang ku susuri Dia… Pangeran terjalku di kayangan Berbaur tahta bermandi permata Disisinya adalah dambaan setiap Bidadari Hanya angan Bagiku seekor pipit kecil Berharap bersanding bersamanya Sesaat ku terbuai namun akhirnya ku tersadar Ma