ANGKA INDEKS
1)
Pengertian
Angka Indeks
Angka
indeks atau indeks harga adalah sebuah rasio yang umumnya dinyatakan dalam
persentase (%) yang mengukur satu variabel pada suatu waktu atau lokasi
tertentu relatif terhadap besarnya variabel yang sama pada waktu atau lokasi
lainnya. Dengan kata lain angka indeks adalah untuk mengukur secara kuantitatif
terjadinya perubahan sesuatu hal dalam periode waktu yang berlainan. Perhitungan
angka indeks dipelopori oleh G.R. Carli yang berkebangsaan Italia pada tahun
1764
Sebelum
menyusun angka indeks penting untuk diperhaikan adalah perumusan tujuan
penyusunan angka indeks, karena perumusan ini akan menentukan pengolahan data
angka indeks, perumusan tersebut adalah:
a.
Sumber
dan syarat perbandingan data
Untuk membuat angka indeks diperlukan sumber data yang
akurat. Data yang tidak akurat akan menghasilkan angka indeks yang menyesatkan.
b.
Pemilihan
periode dasar
Jika melakukan perbandingan secara pasangan, berarti
membandingkan harga dalam dua periode. Pemilihan tahun dasar pada perbandingan
secara pasangan tidaklah sukar, tetapi agak sukar pada perbandingan berangkai
dan sering menimbulkan persoalan.
c.
Pemilihan
timbangan (weight)
Timbangan merupakan ukuran yang dapat mencerminkan betapa
pentingnya suatuan angka relatif terhadap angka-angka lainnya.
2)
Jenis-Jenis Angka Indeks
Dalam
praktek, digunakan berbagai jenis angka indeks, yaitu angka indeks harga, angka
indeks kuantum, dan angka indeks nilai, sebagai berikut:
a.
Angka Indeks Harga (Price Index)
Indeks ini bertujuan
mengukur perubahan harga antara dua interval waktu tertentu, misal antar tahun,
antar bulan, antar kuartal dan sebagainya. Dalam praktek indeks harga adalah
indeks yang paling sering digunakan, angka indeks harga dibedakan menjadi tiga
bagian, yaitu:
1)
Indeks Harga Konsumen (Consumer
Price Index)
Indeks
Harga Konsumen (IHK) adalah perbandingan harga barang-barang yang dikonsumsi
sebagian besar masyarakat dari satu periode ke periode berikutnya. Berdasarkan
IHK inilah kemudian didapat besaran angka inflasi, yaitu besarnya persentase
perubahan IHK antar periode. Angka inflasi mencerminkan kemampuan daya beli
masyarakat terhadap barang dan jasa kebutuhan rumah tangga. Angka inflasi yang
tidak terlalu tinggi akan membuat stabilitas tetap terjaga dan roda
perekonomian dapat terus bergulir.
IHK
juga digunakan oleh BPS (Badan Pusat Statistik) untuk menghitung laju inflasi
Indonesia. BPS mengelompokkan barang konsumsi di Indonesia menjadi 7 kelompok,
yaitu: 1) bahan makanan, 2) makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau, 3) perumahan,
air, listrik, gas, dan bahan bakar, 4) sandang, 5) kesehatan, 6) pendidikan,
rekreasi, dan olahraga, 7) transpor, komunikasi, dan jasa keuangan.
Penentuan
tahun dasar dalam penghitungan IHK didasarkan beberapa kriteria berikut:
§ Tahun
dengan kondisi perekonomian yang relatif stabil
§ Tidak
terlalu jauh dengan tahun-tahun tertentu
§ Tahun
di mana terjadi perubahan penting
§ Hitung
laju inflasi
2)
Indeks Harga Perdagangan Besar (Whole
Saler)
Indeks
harga perdangan besar adalah perbandingan harga-harga barang yang
diperdagangkan secara besar-besaran tetapi bukan perubahan kualitas, kuantitas,
atau penjualan. seperti perbandingan harga barang-barang yang diekspor dengan
barang-barang yang di impor
Indeks
harga perdagangan besar ini menggunakan data dari harga-harga barang grosir
bukan barang eceran, karena barang eceran untuk harga barang konsumsi (IHK).
Indeks harga ini merupakan salah satu indikator untuk melihat perkembangan
perekonomian secara umum serta sebagai bahan dalam analisa pasar dan moneter,
dan disajikan dalam bentuk indeks umum dan juga sektoral yang meliputi
pertanian, pertambangan dan penggalian, industri, impor, dan ekspor.
3)
Indeks Harga Yang Di Bayar Petani Dan
Indeks Harga Yang Di Terima Petani
Indeks harga yang dibayar petani adalah
perbandingan-perbandingan harga pembelian keperluan petani untuk melakukan
proses produksi suatu pertanian dari satu periode ke periode berikutnya,
sedangkan indeks yang diterima petani adalah perbandingan harga-harga hasil
produksi petani dari satu periode ke periode berikutnya.
b.
Indeks Kuantitas (Quality
Index)
Indeks
kuantitas mengukur perubahan sejumlah kuantitas barang dari masa ke masa. Perhitungan
nya bisa menggunakan rumus dibawah ini:
IA =
x 100

Keterangan:
IA = indeks kuantitas
Qn = kuantitas yang akan dihitung angka indeksnya
Qo = kuantitas pada tahun dasar
Contoh:
IA = indeks kuantitas
Qn = kuantitas yang akan dihitung angka indeksnya
Qo = kuantitas pada tahun dasar
Contoh:
Macam Barang
|
Kuantitas Tahun 2011
|
Kuantitas Tahun 2012
|
A
B
C
D
E
|
50 unit
100 unit
200 unit
300 unit
150 unit
|
100 unit
100 unit
250 unit
450 unit
100 unit
|
𝚺
|
800 unit
|
1.000 unit
|
Berdasarkan data di atas, maka angka
indeks kuantitas tahun 2012 adalah:
IA =
x 100 = 125 %
Jadi, pada tahun 2012 terjadi kenaikan kuantitas sebesar 25%

Jadi, pada tahun 2012 terjadi kenaikan kuantitas sebesar 25%
c.
Indeks Nilai (Value Index)
Indeks
nilai mengukur perubahan nilai barang, yang merupakan perkalian harga suatu
barang dengan jumlah barang tersebut, dari waktu ke waktu. Sebagai contoh,
indeks biaya hidup di beberapa kota besar, yang mencerminkan perbandingan biaya
hidup yang diukur dari jumlah barang yang dikonsumsi dikalikan dengan harga
barang-barang tersebut, semakin tinggi indeks biaya hidup di sebuah kota,
mencerminkan semakin mahal biaya hidup di kota tersebut. Perhitungan indeks
nilai bisa menggunakan rumus dibawah ini:
IA =
x 100

Keterangan:
IA = angka indeks nilai
Pn = harga yang dihitung angka indeksnya
Po = harga pada tahun dasar
Qn = kuantitas yang akan dihitung angka
indeksnya
Qo = kuantitas pada tahun dasar
Komentar