Kiprah KH. M. Arsyad Al-Banjari dalam pengembangan pendidikan Islam di Banjar
Syekh
Muhammad Arsyad al-Banjari adalah pelopor pengajaran Hukum Islam di Kalimantan
Selatan.
Beliau menuntut ilmu di Mekkah kurang lebih 35 tahun lamanya. Adapun kiprah
beliau dalam pengembangan pendidikan islam di Banjar dimulai
dari sekembalinya beliau menuntut ilmu di mekkah yaitu pada bulan Ramadhan 1186
H atau Desember 1772 M.
Langkah
pertama yang dilakukan beliau adalah berusaha membina kader-kader ulama,
terutama para keluarga dekatnya. Untuk mensukseskan rencana ini, dia meminta
sebidang tanah kepada sultan TahmidAllah (1187-1223 H/1778-1808 M), penguasa
Kesultanan Banjar pada waktu itu untuk dijadikan sebagai tempat tinggal, tempat
pendidikan dan Islamic center (pusat pengembangan Islam). Sultan mengabulkan
permintaan mulia dari Syekh Arsyad dengan memberikan sebidang tanah kosong yang
masih berupa hutan belukar di luar ibu kota Kesultanan Banjar.
Di tanah tersebut beliau mendirikan sebuah
perkampungan yang di dalamnya terdapat rumah-rumah, tempat pengajian,
perpustakaan dan asrama para santri, termasuk sistem pertanian untuk menopang
kehidupan para santrinya. Semenjak itu, kampung yang baru dibuka tersebut
didatangi oleh para santri yang datang dari berbagai pelosok daerah. Kampung itu
dikenal dengan kampung “Dalam Pagar”. Model pendidikan yang mengintegrasikan
sarana dan prasana belajar dalam satu tempat yang mirip dengan model pesantren.
Gagasan Syekh Arsyad ini merupakan model baru yang belum ada sebelumnya dalam
sejarah Islam di Kalimantan Selatan. Selain itu di Dalam Pagar, Syekh Arsyad
juga membangun sistem irigasi untuk mengairi lahan pertanian, sehingga untuk
mengenang gagasannya ini, di dalam kampung Dalam Pagar ada daerah yang disebut
dengan Sungai Tuan.
Di samping mendidik, ia juga menulis beberapa kitab
dan risalah untuk keperluan murid-muridnya serta keperluan kerajaan. Salah satu
kitabnya yang terkenal adalah Kitab Sabilal Muhtadin yang merupakan
kitab Hukum-Fiqh dan menjadi kitab pegangan pada waktu itu, tidak saja di
seluruh Kerajaan Banjar tapi sampai keseluruh Nusantara dan bahkan dipakai pada
perguruan-perguruan di luar Nusantara Dan juga dijadikan dasar Negara Brunai
Darussalam.
Adapun nama-nama kitab karangan beliau diantaranya: 1) Tuhfah
ar-Raghibin fi Bayani Haqiqah Iman al-Mu’minin wa ma Yufsiduhu Riddah
ar-Murtaddin, 2) Luqtah al-’Ajlan fi al-Haidhi wa al-Istihadhah wa an-Nifas
an-Nis-yan, 3) Sabil al-Muhtadin li at-Tafaqquhi fi Amri ad-Din, 4) Risalah
Qaul al-Mukhtashar, 5) Kitab Bab an-Nikah, Bidayah al-Mubtadi wa `Umdah
al-Auladi, 6) Kanzu al-Ma’rifah,
7) Ushul ad-Din, 8) Kitab al-Faraid, 9) Hasyiyah Fat-h al-Wahhab, 10) Mushhaf
al-Quran al-Karim, 11) Fat-h ar-Rahman,
12) Arkanu Ta’lim as-Shibyan, 13) Bulugh al-Maram, 14) Fi Bayani Qadha’ wa al-Qadar wa al-Waba’, 15) Tuhfah al-Ahbab, dan 16) Khuthbah Muthlaqah Pakai Makna.
Komentar