SUKU ASMAT
Suku
Asmat adalah nama dari sebuah suku terbesar dan paling terkenal di antara
sekian banyak suku yang ada di Papua, Irian Jaya, Indonesia. Salah satu hal
yang membuat suku asmat cukup dikenal adalah hasil ukiran kayu tradisional yang
sangat khas. Beberapa ornamen / motif yang seringkali digunakan dan menjadi
tema utama dalam proses pemahatan patung yang dilakukan oleh penduduk suku
asmat adalah mengambil tema nenek moyang dari suku mereka, yang biasa disebut
mbis. Namun tak berhenti sampai disitu, seringkali juga ditemui ornamen / motif
lain yang menyerupai perahu atau wuramon, yang mereka percayai sebagai simbol
perahu arwah yang membawa nenek moyang mereka di alam kematian. Bagi penduduk
asli suku asmat, seni ukir kayu lebih merupakan sebuah perwujudan dari cara
mereka dalam melakukan ritual untuk mengenang arwah para leluhurnya.
·
AGAMA
Masyarakat Suku Asmat beragama
Katolik, Protestan,dan Animisme yakni suatu ajaran dan praktek keseimbangan
alam dan penyembahan kepada roh orang mati atau patung. Bagi Suku Asmat ulat
sagu merupakan bagian penting dari ritual mereka. Setiap ritual ini
diadakan,dapat dipastikan, kalau banyak sekali ulat yang dipergunakan.
Suku bangsa
Asmat percaya bahwa nenek moyang mereka berasal dari patung. Dalam mitologi
masyarakat Asmat, Dewa Fumeripits (Sang Pencipta) terdampar di pantai, namun
nyawanya diselamatkan oleh sekelompok burung. Dewa Fumeripits selanjutnya
tinggal sendirian. Oleh karena itu, ia kemudian membangun sebuah rumah panjang
yang diisi dengan patung manusia dan tifa (gendang). Ajaibnya, patung tersebut
berubah menjadi manusia dan menari-nari.
Suku bangsa
Asmat juga mengenal adanya roh nenek moyang di sekitar lingkungannya. Adapun
roh-roh tersebut, yaitu sebagai berikut.
1.
Yi-Ow adalah roh nenek moyang yang baik maka disimbolkan dengan
upacara-upacara adat.
2.
Osbopon adalah roh jahat yang membawa penyakit.
Upacara-upacara
besar yang dilakukan oleh suku bangsa Asmat sebagai berikut.
1.
Mbismbu adalah upacara pembuatan mbis (patung nenek moyang yang diukir).
2.
Yentpokmbu adalah upacara pembuatan rumah.
3.
Mbipokkumbu adalah upacara topeng.
·
BAHASA
Bahasa-bahasa yang
digunakan oleh orang Asmat termasuk kelompok bahasa yang oleh
para ahli linguistik disebut sebagai Language of the Southern Division,
bahasa-bahasa bagian selatan Irian Jaya. Bahasa ini pernah dipelajari dan
digolongkan oleh C.L Voorhoeve (1965) menjadi filum bahasa-bahasa Irian (Papua)
Non-Melanesia.
·
KESENIAN
Kesenian
Asmat yang terkenal adalah ukir-ukiran yang terbuat dari kayu seperti patung,
topeng, tifa, dan tombak serta alat-alat rumah tangga seperti kapak dari batu.
Selain itu juga suku Asmat terkenal dengan tarian-tarian, yaitu diantaranya Tarian ular menghormati
Maapuru puau, Tari Manaweang , Tejalu Meto’e, Tarian Iyaphae Oophae , Tarian
akhokoy.
·
MATA PENCAHARIAN
Kebiasaan
bertahan hidup dan mencari makan antara suku yang satu dengan suku yang lainnya
di wilayah Distrik Citak-Mitak ternyata hampir sama. suku asmat darat, suku
citak dan suku mitak mempunyai kebiasaan sehari-hari dalam mencari nafkah
adalah berburu binatang hutan seperti, ular, kasuari, burung, babi hutan dll.
mereka juga selalu meramuh / menokok sagu sebagai makan pokok dan nelayan yakni
mencari ikan dan udang untuk dimakan. kehidupan dari ketiga suku ini ternyata
telah berubah.
Sehari-hari orang
Asmat bekerja dilingkungan sekitarnya, terutama untuk mencari makan, dengan
cara berburu maupun berkebun, yang tentunya masih menggunakan metode yang cukup
tradisional dan sederhana. Masakan suku Asmat tidak seperti masakan kita.
Masakan istimewa bagi mereka adalah ulat sagu. Namun sehari-harinya mereka
hanya memanggang ikan atau daging binatang hasil buruan.
Dalam kehidupan suku Asmat
“batu” yang biasa kita lihat dijalanan ternyata sangat berharga bagi mereka.
Bahkan, batu-batu itu bisa dijadikan sebagai mas kawin. Semua itu disebabkan
karena tempat tinggal suku Asmat yang membetuk rawa-rawa sehingga sangat sulit menemukan
batu-batu jalanan yang sangat berguna bagi mereka untuk membuat kapak, palu,
dan sebagainya.
·
CIRI KHAS
Suku asmat memiliki beberapa macam ciri khas, antara
lain:
1.
Jika dilihat secara fisik, orang-orang suku Asmat memiliki tubuh tinggi,
besar dan tegap dengan kulit dan rambut berwarna gelap. Bentuk rambut pada
umumnya keriting dan memiliki hidung yang mancung.
2.
Mata pencaharian penduduk suku Asmat pada umumnya adalah berladang seperti
ubi, wortel, jagung atau menanam sagu. Salain itu juga beternak ayam dan babi.
Seringkali pada suatu waktu orang Asmat melakukan perburuan binatang di dalam
hutan dengan hasil buruan adalah babi hutan, burung atau ayam hutan. Kadangkala
juga memancing ikan dan mencari udang.
3.
Orang suku Asmat biasanya menghias tubuh mereka dengan warna merah, hitam
dan putih. Warna merah didapat dari tanah merah, hitam dari arang dan putih
dari kulit kerang yang dihancurkan.
* Info ini didapat dari berbagai sumber di internet
Komentar